AKARNEWS. Akar Foundation dan Yayasan Konservasi Sumatera (YKS) menggelar workshop konsultasi publik yang dihadiri dari Provinsi Jambi, Riau dan Bengkulu, selama 2 hari yakni Rabu–Kamis (4-5/11/2015). Workshop konsultasi publik ini untuk memetakan arahan areal kelola kawasan perhutanan sosial di 3 provinsi yakni Riau, Jambi dan Bengkulu. Kegiatan dilaksanakan di Grage Hotel Horizon Bengkulu dengan dihadiri langsung Direktur Penyiapan Perhutanan Sosial Direktorat Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan di Jakarta Ir. Wiratno M.Sc.
Kegiatan itu untuk membahas berbagai upaya membangun kesepahaman dan mengenali strategi dalam pencapaian target di Provinsi Riau, Jambi, Dan Bengkulu sebagai target Perhutanan Sosial Nasional seluas 12,7 juta hektar. Acara yang berakhir Kamis (5/11/2015) kelak ini diharapkan sudah bisa menyepakati dan menetapkan dari 3 provinsi tersebut untuk peta kesepakatan perluasan Perhutanan Sosial seluas 12,7 hektar secara nasional.
Direktur Akar Foundation Bengkulu Erwin S Basrin menyampaikan bahwa 3 provinsi tersebut telah menjalankan berbagai skema Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) baik dalam bentuk lainnya sebagai salah satu wujud implementasi perhutanan sosial.
“Workshop ini untuk lebih mendekati kesepakatan. Di akhir tujuan kegiatan yang diadakan ini, yaitu untuk menyepakati perluasan Perhutanan Sosial seluas 12,7 juta hektar serta memberikan masukan, analisis ruang kebijakan yang akan diambil dan pembelajaran yang terkait dengan Perhutanan Sosial pada Hutan Desa, Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Adat (HA) dan lainnya. Dan ini disesuaikan dengan masing-masing daerah di 3 provinsi yang hadir,” ujar Erwin pada workshop.
“Masyarakat memiliki posisi dan peranan penting dalam pengelolaan hutan, baik untuk perlindungan dari bencana alam hingga pemenuhan sumber-sumber kehidupan. Pada hakekat sejatinya yang menjaga dan mengelola hutan adalah masyarakat,” pungkasnya.[cw6]